Thursday 5 July 2018

Makalah Komponen Tujuan Kurikulum dan Tingkat Ketercapaiannya



BAB I
PENDAHULUAN


A.    LATAR BELAKANG
Kurikulum dapat diartikan dengan beragam variasi. Ada yang memandangnya secara sempit, yaitu kurikulum sebagai kumpulan mata pelajaran atau bahan ajar. Ada yang mengartikannya secara luas, meliputi semua pengalaman yang diperoleh siswa karena pengarahan, bimbingan dan tanggung jawab sekolah. Kurikulum juga diartikan sebagai dokumen tertulis dari suatu rencana atau program pendidikan, dan juga sebagai pelaksanaan dari rencana yang sudah direncanakan. Tidak semua yang ada dalam kurikulum tertulis, kemungkinan dilaksanakan dikelas.
Kurikulum dapat mencakup lingkup yang sangat luas, yaitu sebagai program pengajaran pada suatu jenjang pendidikan, dan dapat pula menyangkut lingkup yang sempit, seperti program pengajaran suatu mata pelajaran untuk beberapa macam mata pelajaran. Apakah dalam lingkup yang luas atau sempit, kurikulum membentuk desain yang menggambarkan pola organisasi dari komponen-komponen kurikulum dengan perlengkapan penunjangnya.

B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Bagaimana Pengertian Komponen Tujuan Kurikulum?
2.      Bagaimana Tingkat Ketercapaian Tujuan Kurikulum?









BAB II
PEMBAHASAN

A.    Komponen Tujuan.
Komponen tujuan berhubungan dengan arah atau hasil yang diharapkan, merumuskan tujuan kurikulum sebenarnya sangat tergantung dari teori dan filsafat pendidikan serta model kurikulum yang dianut masyarakat. Dalam skala mikro, tujuan kurikulum berhubungan dengan misi dan visi sekolah serta tujuan-tujuan yang lebih sempit, seperti tujuan setiap mata pelajaran dan tujuan proses pembelajaran.
Tujuan pendidikan memiliki klasifikasi mulai dari tujuan yang sangat umum sampai tujuan khusus yang bersifat spesifik dan dapat diukur yang kemudian dinamakan kompetensi.

Ø  Tujuan pendidikan diklasifikasikan menjadi empat, yaitu :

1.      Tujuan Pendidikan Nasional (TPN)
Tujuan yang bersifat paling umum dan merupakan sasaran akhir yang harus dijadikan pedoman oleh setiap usaha pendidikan, artinya setiap lembaga dan penyelenggara pendidikan harus dapat membentuk manusia yang sesuai dengan rumusan itu, baik pendidikan yang diselenggarakan oleh lembaga pendidikan formal, informal maupun nonformal. Intinya TPN merupakan sumber dan pedoman dalam usaha penyelenggara pendidikan.

2.      Tujuan Institusional (TI)
Tujuan ini harus dicapai oleh setiap lembaga pendidikan. Tujuan institusional merupakan tujuan antara untuk mencapai tujuan umum yang dirumuskan dalam bentuk kompetensi lulusan setiap jenjang pendidikan, seperti misalnya standar kompetensi pendidikan dasar, menengah, kejuruan, dan jenjang pendidikan tinggi.
3.      Tujuan Kurikuler
Tujuan yang harus dicapai oleh setiap bidang studi atau mata pelajaran. Tujuan kurikuler dapat didefinisikan sebagai kualifikasi yang harus dimiliki anak didik setelah mereka menyelesaikan suatu bidang studi tertentu dalam suatu lembaga pendidikan. Tujuan kurikuler juga pada dasarnya merupakan tujuan antara untuk mencapai tujuan lembaga pendidikan, dengan demikian setiap tujuan kurikuler harus dapat mendukung dan diarahkan untuk mencapai tujuan institusional.

4.      Tujuan Pembelajaran atau Tujuan Intruksional
Tujuan pembelajaran atau yang disebut juga dengan tujuan intruksional, merupakan tujuan yang paling khusus.
Tujuan pembelajaran adalah kemampuan (kompetensi) atau keterampilan yang diharapkan dapat dimiliki oleh siswa setelah mereka melakukan proses pembelajaran tertentu.


Ø  Menurut Bloom, dkk. tujuan atau hasil belajar digolongkan menjadi tiga domain, yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik.

1.      Kognitif
Domain kognitif berkenaan dengan pengembangan kemampuan otak dan penalaran siswa. Menurut Bloom, domain kognitif ini memiliki enam tingkatan :
a.       Ingatan (recall)
Hasil belajar pada tingkat ingatan ditunjukkan dengan kemampuan mengenal atau menyebutkan fakta-fakta, istilah-istilah, hukum, rumus yang telah dipelajari.
Contoh : membahas tentang jenis-jenis danau, hasil belajar yang diharapkan adalah siswa dapat menyebutkan jenis-jenis danau ditinjau dari segi pembentukannya.

b.      Pemahaman (compreehension)
Hasil belajar yang dituntut dari tingkat pemahaman adalah kemampuan menangkap makna atau arti dari suatu konsep.

Hasil belajar pemahaman terdiri atas tiga tingkatan:
1)      Pemahaman terjemahan
Contoh : membahas tentang lambang negara, hasil belajar yang diiharapkan adalah siswa dapat menjelaskan arti lambang negara.
2)      Pemahaman penafsiran
Contoh : guru memberikan sebuah tabel tentang keadaan curah hujan di Indonesia, setelah siswa mempelajari hasil belajar yang diharapkan siswa dapat menyimpulkan keadaan curah hujan di Indonesia.
3)      Pemahaman Ekstrapolasi
Contoh : guru membahas perkembangan Koperasi Unit Desa (KUD) di Indonesia, setelah siswa mempelajari materi tersebut, hasil belajar yang diharapkan siswa dapat menunjukkan jumlah KUD di Indonesia.

c.       Penerapan (application)
Hasil belajar penerapan adalah kemampuan menerapkan suatu konsep, hukum, atau rumus pada situasi baru.
Contoh : guru Matematika membahas tentang persamaan kuadrat, setelah siswa mengikuti diharapkan dapat menghitung

d.      Analisis (analysis)
Hasil belajar analisis adalah kemampuan untuk memcah, menguraikan suatu integritas atau kesatuan yang utuh menjadi unsur-unsur atau bagian-bagian yang mempunyai arti.

Pada hasil belajar analisis terdapat tiga tingkatan :
1)      Analisis Elemen
Analisis elemen adalah kemampuan merumuskan asumsi-asumsi serta mengidentifikasikan unsur-unsur penting yang mendukung asumsi yang telah ditentukan.

2)      Analisis Hubungan
Hasil belajar pada tingkat analisis hubungan adalah hasil belajar yang menuntut kemampuan mengenal unsur-unsur dan beberapa pola hubungan serta sistem atau hipotesisnya.

3)      Analisis prinsip-prinsip yang terorganisasi
Hasil belajar pada tingkat analisis prinsip-prinsip terorganisasi adalah hasil belajar yang menunjukkan kemampuan memisahkan dasar-dasar yang dipergunakan dalam organisasi suatu komunikasi.

e.       Sintesis (synthesis)
Hasil belajar sintesis adalah hasil belajar yang menunjukkan kemampuan untuk menyatukan beberapa jenis informasi yang terpisah-pisah menjadi satu bentuk komunikasi yang baru dan lebih jelas dari sebelumnya.

Hasil belajar sintesis juga dikelompokkan ke dalam tiga tingkatan :
1)      Kemampuan melahirkan suatu komunikasi yang unik.
Kemampuan melahirkan suatu komunikasi yang unik adalah hasil belajar yang mencerminkan kemampuan siswa untuk membuat karya tulis. Hasil belajar pada tingkatan ini adalah kemampuan menulis cerita, esei untuk kesenangan pribadi atau untuk menghibur orang lain.

2)      Kemampuan membuat rancangan.
Dalam hasil belajar penerapan, yang dituntut adalah kemampuan menerapkan pengetahuan dalam situasi yang baru.
Contoh : siswa mampu menyimpulkan langkah-langkah yang harus ditempuh masyarakat untuk mencegah penyebaran penyakit.

3)      Kemampuan mengembangkan suatu tatanan (set) hubungan yang abstrak.
Kemampuan pada tingkat ini adalah hasil belajar yang menunjukkan kemampuan hipotesis berdasarkan gejala dan fakta yang diobservasi, menarik kesimpulan yang bersifat generalisasi, mengubah hipotesis berdasarkan hal-ha baru.
f.       Penilaian (evaluation)
Hasil belajar evaluasi adalah hasil belajar yang menunjukkan kemampuan memberikan keputusan tentang nilai sesuatu berdasarkan pertimbangan yang dimiliki atau kriteria yang digunakan.

Itulah enam tingkatan hasil belajar pada domain kognitif. Hubungan keenam tingkatan tersebut bersifat herarkis. Artinya, tingkat kemampuan yang paling bawah merupakan prasyarat untuk menguasai kemampuan berikutnya.



2.      Afektif
Hasil belajar afektif mengacu kepada sikap dan nilai yang diharapkan dikuasi siswa setelah mengikuti pembelajaran. Bloom, dkk mengemukakan 5 tingkatan hasil belajar afekif :
a.       Menerima (receiving)
Kemampuan menerima mengacu pada kepekaan individu dalam menerima rangsangan (stimulus) dari luar. Siswa dianggap telah mencapai sikap menerima apabila siswa tersebut mampu menunjukkan kesadaran, kemauan, dan perhatian terhadap sesuatu, serta mengakui kepentingan dan perbedaan.
Contoh : rumusan tujuan yang termasuk kategori sikap menerima adalah menyadari pentingnya belajar, memperhatikan tugas yang diberikan guru, menunujukkan perhatian pada penjelasan temannya.

b.      Menanggapi (responding)
Kemampuan menanggapi mengacu pada reaksi yang diberikan individu terhdap stimulus yang datang dari luar. Siswa dianggap telah memiliki sikap menanggapi apabila siswa tersebut telah menunjukkan kepatuhan pada peraturan, tuntutan atau perintah serta berperan aktif dalam berbagai kegiatan.
Contoh : rumusan tujuan yang menuntut kemampuan siswa untuk bersikap menanggapi adalah melaksanakan kerja kelompok, menyumbangkan pendapat dalam diskusi kelompok, menolong teman yang mengalami kesulitan.

c.       Menghargai
Tujuan ini berkenaan dengan kemauan untuk memberi penilaian atau kepercyaan kepada gejala atau suatu obyek tertentu. Menghargai terdiri dari penerimaan suatu nilai dengan kenyakinan tertentu.
Contoh : jika seseorang telah menerima sikap jujur, ia akan selalu komit dengan kejujuran, menghargai orang yang bersikap jujur dan ia juga berprilaku jujur.

d.      Mengorganisasi
Tujuan yang berhubungan dengan organisasi ini berkenaan dengan pengembangan nilai ke dalam organisasi tertentu, tujuan ini terdiri dari mengkonseptualisasi nilai, yaitu memilah dan menghimpun system nilai yang akan digunakan.
Contoh : berprilaku jujur berhubungan dengan nilai-nilai yang lain seperti kedisiplinan, kemandirian, keterbukaan, dan lain-lain.

e.       Karakteristik Nilai
Tujuan ini adalah mengadakan sintesis dan internalisasi sistem nilai dengan pengkajian secara mendalam, sehingga nilai-nilai yang dibangunnya itu dijadikan pandangan (falsafah) hidup serta dijadikan pedoman dalam bertindak dan berperilaku.
Contoh : karakter dan gaya hidup seseorang, sehingga ia dikenal sebagai pribadi yang jujur; keteraturan pribadi, social dan emoosi seseorang sehingga dikenal sebagai orang yang bijaksana.

3.      Psikomotor
Tujuan belajar ranah psikomotorik dikembangkan oleh beberapa ahli dengan latar belakang yang berbeda-beda. Ranah psikomotorik lebih diutamakan pada aspek kemampuan fisik.

Menurut Dave keterampilan Psikomotor meliputi :
a.       Peniruan ( Imitation )
Kemampuan ini dimulai dengan mengamati suatu gerakan kemudaian memberikan respon serupa yang diamati. Sebagai contoh, kemampuan menggunakan alat ukur setelah diperhatikan cara menggunakannya.
b.      Penggunaan ( Manipulasi )
Kemampua ini merupakan kemampuan mengikuti pengarahan (instruksi), penampilan dan gerakan-gerakan pilihan yang menetapkan suatu penampilan. Sebagai contoh, melakukan kegiatan pendidikan sesuai prosedur yang dibaca.
c.       Ketepatan ( Presicion )
Kemampuan ini lebih menekankan kepada kecermatan, proporsi dank e[astian yang lebih tinggi. Sebagai contoh, pada saat menggumakan alat ukur memperhatikan skala alat ukur yang digunakan dan satuan yang digunakan dalam mengambil data, orang yang memiliki ketepatan biasanya melakukan pengamatan berulang kali untuk mendapatkan hasil yang lebih pasti.
d.      Perangkaian ( Articulation )
Merupakan kemampuan koordinasi suatu rangkaian gerak dengan membuat urutan yang tepat dan mencapai yang diharapkan atau konsistensi internal diantara gerakan-gerakan yang berbeda. Sebagai contoh, menunjukkan tulisan yang rapi dan jelas, mengetik dengan cepat dan tepat dan menggunakan alat-alat sesuai kemampuan.
e.       Pengalamiahan ( Naturalisasi )
Menekankan kemampuan yang lebih tinggi secara alami, sehingga gerakan yang dapat dilakukan dapat secara rutin dan tidak memerlukan pemikiran terlebih dahulu.

Itulah kelima tingkatan hasil belajar psikomotorik. Sama dengan hasil belajar kognitif dan afektif.  Ketiga domain tersebut bersifat hierarkis. Kemampuan sebelumnya merupakan prasyarat untuk menguasai kemampuan berikutnya.

B.     Ketercapaian Tujuan atau Indikator Pencapaian Kompetensi
Pengertian Indikator Pencapaian Kompetensi Indikator pencapaian kompetensi (IPK) merupakan penanda pencapaian KD yang ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. IPK dikembangkan sesuai dengan karakteristik siswa, mata pelajaran, satuan pendidikan, potensi daerah dan dirumuskan dalam kata kerja operasional yang terukur dan/atau dapat diobservasi.

Dalam mengembangkan IPK perlu mempertimbangkan :
a)      Tuntutan kompetensi yang dapat dilihat melalui kata kerja yang digunakan dalam KD
b)     Karakteristik mata pelajaran, siswa, dan sekolah.
c)      Potensi dan kebutuhan siswa, masyarakat, dan lingkungan/daerah.

Dalam mengembangkan pembelajaran dan penilaian, terdapat dua rumusan indikator, yaitu:
a)      Indikator pencapaian kompetensi yang dikenal sebagai IPK yang terdapat dalam RPP.
b)     Indikator penilaian yang digunakan dalam menyusun kisi-kisi dan menulis soal yang dikenal sebagai indikator soal.

Ø  Fungsi Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
IPK berfungsi sebagai berikut :
a.      Pedoman dalam mengembangkan materi pembelajaran Pengembangan materi pembelajaran harus sesuai dengan indikator yang dikembangkan. IPK yang dirumuskan secara cermat dapat memberikan arah dalam pengembangan materi pembelajaran yang efektif sesuai dengan karakteristik mata pelajaran, potensi dan kebutuhan siswa, sekolah, serta lingkungan.
b.      Pedoman dalam mendesain kegiatan pembelajaran Pengembangan desain pembelajaran hendaknya sesuai dengan IPK yang dikembangkan, karena IPK dapat memberikan gambaran kegiatan pembelajaran yang efektif untuk mencapai kompetensi. IPK yang menuntut kompetensi dominan pada aspek prosedural menunjukkan agar kegiatan pembelajaran dilakukan tidak dengan strategi ekspositori melainkan lebih tepat dengan strategi discovery-inquiry.
c.       Pedoman dalam mengembangkan bahan ajar
Bahan ajar perlu dikembangkan oleh guru guna menunjang pencapaian kompetensi siswa. Pemilihan bahan ajar yang efektif harus sesuai tuntutan IPK sehingga dapat meningkatkan pencapaian kompetensi secara maksimal. d. Pedoman dalam merancang dan melaksanakan penilaian hasil belajar Indikator menjadi pedoman dalam merancang, melaksanakan, serta mengevaluasi hasil belajar. Rancangan penilaian memberikan acuan dalam menentukan bentuk dan jenis penilaian, serta pengembangan indicator penilaian.
Mekanisme Pengembangan Indikator Pencapaian Kompetensi Pengembangan IPK harus mengakomodasi kompetensi yang tercantum dalam KD.IPK dirumuskan dalam bentuk kalimat dengan menggunakan kata kerja operasional. Rumusan IPK sekurang-kurangnya mencakup dua hal yaitu tingkat kompetensi dan materi yang menjadi media pencapaian kompetensi.

a.      Dalam merumuskan indikator yang harus diperhatikan adalah: Setiap KD minimal terdiri atas dua indicator
b.      Menggunakan kata kerja operasioal yang sesuai
c.        indikator harus dapat diukur/diamati




Ø  Pedoman Pembelajaran Tematik Terpadu
Anak pada usia sekolah dasar berada pada tahapan operasi konkret, mulai menunjukkan perilaku yang mulai memandang dunia secara objektif, bergeser dari satu aspek situasi ke aspek lain secara reflektif dan memandang unsur-unsur secara serentak, mulai berpikir secara operasional, mempergunakan cara berpikir operasional untuk mengklasifikasikan benda-benda, membentuk dan mempergunakan keterhubungan aturan -aturan, prinsip ilmiah sederhana, dan mempergunakan hubungan sebab akibat. Oleh karena itu, pembelajaran yang tepat adalah dengan mengaitkan konsep materi pelajaran dalam satu kesatuan yang berpusat pada tema adalah yang paling sesuai.




















BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Sebagai suatu sistem, kurikulum mempunyai komponen-komponen atau bagian-bagian yang saling mendukung dan membentuk satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Kurikulum menyediakan kesempatan yang luas bagi peserta didik untuk mengalami proses  pendidikan dan pembelajaran untuk mencapai target tujuan pendidikan nasional maupun tujuan pendidikan islam. Di dalam kurikulum terdadapat komponen yang tidak bisa dipisahkan karena antar komponen itu saling terkait.
Dalam proses belajar mengajar seorang pendidik harus bias menciptkan suasana yang kondusif serta mampu memunculkan motivasi peserta didik.



















DAFTAR PUSTAKA





Demikian contoh makalah dari aku mengenai Komponen Tujuan Kurikulum dan Tingkat Ketercapaiannya.
Jangan lupa di share yaaa
Semoga Bermanfaat.
Terima Kasih :)

No comments:

Post a Comment